Di AAC, kami menggabungkan disiplin Wall Street 23 tahun Jonas Pratama dengan pemahaman mendalam terhadap potensi kepulauan Indonesia: keuangan digital yang meledak, cadangan nikel 65% dunia, geotermal terbesar global, serta siklus tropis yang unik. Hasilnya adalah portofolio yang memberikan return tinggi (17,8% annualized) dengan volatilitas terendah di kelasnya (hanya 6,5%), sambil menciptakan dampak hijau dan inklusi sosial yang nyata bagi 600 juta kelas menengah ASEAN.
Tidak ada manajer aset global lain yang memiliki kombinasi disiplin Wall Street, tim riset 120 orang di Jakarta, dan model AI yang membaca cuaca kepulauan serta konsumsi Ramadan secara real-time.
Perpaduan sempurna DCF Wall Street dengan variabel unik Indonesia: siklus musim hujan/kemarau, satelit monitoring tambang nikel & sawit, trigger otomatis BI Rate 7 hari, serta prediksi Lebaran — menghasilkan volatilitas hanya 6,5% namun return tetap 17,8%+.
120 orang tim riset full-time di Jakarta (terbesar di kawasan), 45% talenta senior Wall Street & London telah direlokasi permanen, ditambah program pertukaran talenta tahunan Jakarta–San Francisco–Singapura.
Co-investment USD 60 miliar bersama Indonesia Investment Authority (INA), akses prioritas ke proyek strategis BKPM, sertifikasi hijau OJK, serta jaminan pemerintah 5 tahun untuk aset alternatif — akses yang tidak dimiliki dana asing biasa.
