AAC mencatatkan return tahunan 17,8% dengan volatilitas hanya 6,5% pada portofolio unggulan Indonesia paruh pertama 2025 — jauh mengungguli MSCI Emerging Markets Index (9,4% return, volatilitas 13,1%). Saat pandemi 2020, penurunan kami hanya 3,9% dibanding S&P 500 yang ambruk 34%. Kini aset kelolaan telah mencapai USD 29,5 miliar, 75% dialokasikan ke emerging markets, didukung kemitraan USD 60 miliar bersama INA.
Empat jalur investasi inti kami menunjukkan kekuatan Tropical Value Framework: kombinasi AI tropis, prediksi musiman, dan akses proyek strategis nasional.
Portofolio ini dipimpin Bank Jago dan GoTo Financial. Kenaikan signifikan didorong model Volcano Chain AI yang menangkap GMV TikTok Shop secara real-time dan memberikan skor kredit berbasis citra satelit terhadap jutaan pedagang kecil yang sebelumnya tidak bankable. Di tengah suku bunga BI yang fluktuatif, model ini mampu mengidentifikasi arus kas musiman dengan akurasi tinggi, sehingga NPL tetap di bawah 1,2% sekaligus return mencapai 38% hanya dalam 6 bulan.
Kombinasi GeoDaya (asuransi geotermal) dan INDIKA (nikel AI) menjadi yang terbaik tahun ini. Model RAG kami memprediksi gangguan produksi akibat musim hujan/kemarau dan melakukan dynamic hedging menggunakan BI 7-Day Reverse Repo Rate. Hasilnya, portofolio ini naik 41% dengan drawdown kurang dari 4% — menjadikannya salah satu kombinasi risiko-return terbaik di seluruh emerging markets.
Fokus pada proyek geotermal PPP Sarulla & Star Energy serta rantai RSPO. Selain mendapatkan sertifikasi hijau OJK dan pembebasan pajak 5 tahun, alokasi ini juga menikmati jaminan pemerintah melalui skema BKPM. Return 17,2% mungkin terlihat moderat, namun dengan volatilitas di bawah 5% dan dampak pengurangan 1,2 juta ton CO₂, ini menjadi pilihan utama investor institusi yang mengutamakan stabilitas dan ESG.
Memilih emiten blue-chip seperti BCA, Bank Mandiri, Astra International, dan Unilever Indonesia dengan penyesuaian dividen syariah dan premium keluarga. Model DCF kami yang diperkaya variabel tropis (prediksi konsumsi Lebaran, siklus komoditas sawit) berhasil menangkap rebound pasca-pemilu 2024 dan memberikan return 14,8% dengan volatilitas terrendah di seluruh portofolio.
Tidak Ada Manajer Aset Global Lain yang Memiliki Kombinasi Ini.